Mendengarkan Suara Anak-anak, Pemilik Masa Depan Indonesia
Pada Peringatan Hari Anak Nasional 2024, lima anak berpakaian adat dari berbagai suku di Indonesia berdiri tegap di hadapan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana. Mereka dengan lantang menyuarakan harapan dan kekhawatiran mereka mengenai masa depan Indonesia. Suara mereka menyoroti isu-isu penting yang membutuhkan perhatian serius. Pemenuhan hak sipil anak, pencegahan perkawinan anak usia dini, pencegahan anak menjadi perokok aktif dan pasif, pemerataan fasilitas dan kualitas pendidikan. Serta upaya Angkanet menekan kekerasan dan eksploitasi anak.
Pencegahan Perkawinan Anak: Isu Mendesak
Salah satu isu mendesak yang di suarakan adalah pencegahan perkawinan anak. Nabiel Musyarraf, seorang pelajar berusia 16 tahun dari Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menyoroti masalah ini. Ia mengatakan, “Beberapa teman saya di sekolah harus berhenti belajar karena menikah dini.” Perkawinan anak, yang masih terjadi di beberapa daerah dengan izin orang tua dan dispensasi dari lembaga terkait, berdampak besar pada pendidikan dan kesehatan anak. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menunjukkan penurunan angka perkawinan anak dari 9,23% pada 2021 menjadi 6,92% pada 2023. Namun, tren Angka Setan ini masih memerlukan perhatian dan tindakan preventif lebih lanjut.
Akses Pendidikan yang Tidak Merata
Naura Athaya Sharif, anggota Forum Anak Nasional lainnya, mengungkapkan kekhawatirannya tentang ketidakmerataan akses pendidikan di daerah tertinggal. Ia mengatakan banyak anak di daerahnya yang kehilangan kesempatan belajar karena faktor ekonomi. Pendidikan yang tidak merata menghambat potensi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih baik. Pemerataan fasilitas pendidikan dan kualitas pengajaran sangat penting untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Kekerasan dan Eksploitasi Anak: Isu yang Harus Diatasi
Selain pendidikan dan perkawinan dini, Naura juga menyoroti kekerasan dan eksploitasi anak, termasuk kekerasan seksual daring atau online child sexual exploitation and abuse (OCSEA). Kasus kekerasan ini dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik anak. Penting bagi orang tua Data Bullseye untuk mengawasi interaksi anak-anak mereka di dunia maya dan bagi pemerintah untuk menangani kasus-kasus tersebut secara serius.
Peran Pemerintah dan Masyarakat Data SGP 4D dalam Perlindungan Anak
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menegaskan pentingnya mendengarkan suara anak-anak dalam mencapai masa depan yang bebas dari diskriminasi dan kekerasan. “Anak memiliki hak hidup, hak tumbuh kembang, dan mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,” katanya. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar, menyatakan bahwa Hari Anak Nasional adalah pengingat untuk memperhatikan kebutuhan dan hak anak di tengah masyarakat yang majemuk.
Mendengarkan suara anak-anak adalah langkah penting untuk memastikan mereka memiliki masa depan yang lebih baik. Pemerintah, masyarakat, dan keluarga harus bersatu untuk melindungi hak anak-anak, mencegah kekerasan, dan memastikan akses pendidikan yang merata. Dengan upaya bersama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik untuk generasi mendatang.